KBRI Malaysia Somasi Manohara

Siapa sih yang ga kenal Manohara.!? Hampir seluruh rakyat Indonesia pastinya. Dalam beberapa pekan terakhir pemberitaan tentang Manohara sangat gencar di berbagai media baik elektronik ataupun cetak. Tadi siang ketika saya sedang makan, sempat melihat pemberitaan di salah satu televisi swasta yang menyiarkan Manohara bak pahlawan nasional yang dielu-elukan seluruh warga. Saya berfikir, apa benar seperti itu ya. Manohara lagi, Manohara lagi. Ck..ck..ck..

Pemberitaan tentang Manohara bisa jadi hampir sama gencarnya dengan pemberitaan persaingan ketat Pilpres 2009 yang semakin dekat, bahkan bisa dikatakan berita paling hot saat ini di negara kita.Barangkali kalau beberapa bulan yang lalu mungkin kebanyakan dari kita bisa jadi tidak mengenal sedikitpun tentang Manohara.

Manohara Odelia Pinot lahir 28 Februari 1992 di Jakarta, putri dari Reiner Pinot Noack,berkebangsaan Perancis dan Daisy Fajarina, keturunan bangsawan Bugis.Namanya mulai melambung sejak masuk dalam daftar 100 pesona Indonesia oleh Majalah Harper's Bazaar. Tapi sayang saat baru mulai meniti karir di dunia modeling, dia memutuskan untuk menikah muda dengan seorang putra kerajaan Kelantan Malaysia, Tengku Temenggong Muhammad Fackhry Petra saat Manohara belum genap berusia 16 tahun.

Nama Manohara tiba-tiba mencuat kepermukaaan saat media mulai mengekspos laporan dari ibunda Manohara Daisy Fajarina tentang kekerasan yang dialami putrinya di Malaysia.Sejak saat itu pemberitaan Manohara makin gencar dan puncaknya pada saat pembebasan Manohara di Singapura yang dilakukan oleh keluarganya. Kasus kekerasan yang menimpa Manohara yang dilakukan oleh putra kerajaan kelantan, Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra mengegerkan seluruh bangsa Indonesia. Betapa tidak? perlakuan tidak manusiawi tersebut dilakukan oleh keluarga kerajaan Kelantan Malaysia terhadap menantunya sendiri, Manohara yang notabene adalah warga negara Indonesia.Ini merupakan kasus penyiksaan kesekian kalinya yang terjadi terhadap wagara negara Indonesia di Malaysia. Kalau sebelumnya TKI kita yang mengalaminya,sekarang kita menjadi tahu bahwa itupun bisa terjadi pada siapa saja. Miris sekali bukan!?

Belum selesai kita mendengar pemberitaan tentang penyiksaan yang dialami Manohara,kini mencuat lagi kasus serupa yang menimpa TKI kita, Siti Hajar TKI di Malaysia. Para pejuang kemerdekaan kita dulu mengatakan "mati satu tumbuh seribu", mati satu pejuang tidak akan menyurutkan semangat tapi akan menumbuhkan semangat serta melahirkan para pejuang-pejuang baru lain.Tapi sekarang kita malah mengalami sebaliknya, disiksa satu warga negara Indonesia maka akan muncul banyak kasus-kasus serupa lainnya. Setelah Manohara muncul Siti Hajar, kemudian siapa lagi berikutnya yang akan mengalami hal serupa? Mungkin kata yang lebih tepat "disiksa satu seribu lagi menyusul".

Setelah berhasil bebas, Manohara disambut bak pahlawan di tanah air. Tak henti-hentinya pemberitaaan tentang dirinya diulas di berbagai media. Bahkan beberapa televisi swasta nasional menyiarkan wawancara dengan dirinya. Banyak yang berempati namun ada juga beberapa kalangan menuding pihak Manohara memanfaatkan peluang untuk mencari popularitas. Benarkah demikian? Benar atau tidak, waktulah yang akan menjawabnya. Hmm.. Kalau tidak salah pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Malaysia berniat mensomasi dan menuntut secara hukum pihak Manohara atas tuduhan pencemaran nama baik. Wah, semakin membingungkan semakin ramai nih. Mari berkaca sejenak dari kasus Manohara yang sedang terjadi:

• Apakah layak bila pihak KBRI Malaysia somasi keluarga Manohara? Bijaksanakah keputusan KBRI tersebut? Memang benar semua orang punya kedudukan yang sama dimata hukum tapi yang menjadi persoalan, kasus penyiksaan yang dialami Manohara sudah dilaporkan oleh pihak keluarga ke KBRI di Malaysia tapi pihak KBRI tidak melakukan apa-apa, alasannya itu merupakan persoalan rumah tangga walaupun Manohara adalah warga negara Indonesia. Sungguh ironis bukan!? Di Indonesia sendiri ada UU tentang kejahatan dalam rumah tangga (KDRT). Tapi etahlah, saya bukan pakar hukum. Hanya tertarik dengan permasalahan hukum di Indonesia.
• Mengapa Malaysia terkesan membiarkan kasus kekerasan seperti ini terjadi berulang-ulang?
• Apakah KBRI di Malaysia hanya sekedar pajangan atau harimau Sumatera tanpa taring?
• Saya mengkritik tajam Pemerintah RI saat ini yang kurang dan tidak pernah serius melindungi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri?
• Apakah Manohara hanya sekedar mencari popularitas?

Mungkin kamu punya jawaban atas pertanyaan di atas, silahkan. Tulisan ini hanya sekedar opini pribadi saja. Mohon maaf bagi pihak-pihak yang merasa tidak nyaman dengan artikel ini. Saya juga manusia yang ingin berbicara melalui tulisan.

Related Post:

Opinion

• Selamat atas Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI
• Bersimpati Dan Berduka Pada Korban Gempa
• Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H
• Dipastikan Noordin M Top Tewas
• Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan
• Dirgahayu Republik Indonesia Ke 64 Merdeka.!!?
• Noordin M Top Still Alive
• Noordin M Top Gembong Teroris Tewas
• Blog Nurdin M Top - Bushro Ditemukan
• Kontroversi Pidato SBY Tentang Bom Indonesia
• Bom Hantam JW Marriot - Ritz Carlton Indonesia
• Golkar Oposisi atau Koalisi Pilih Mana?
• Golkar Perlu Evaluasi Kekalahan JK
• Panduan Penggunaan KTP dan Paspor
• Kampanye JK - SBY Semakin Panas
• Alhamdulillah Prita Mulyasari Bebas
• Bebaskan Ibu Prita Mulyasari
• Pasangan Capres Cawapres Pilpres 2009

or or